Bahaya ergonomi dapat memicu risiko kesehatan akibat aktivitas pekerjaan yang tidak sesuai dengan prinsip ergonomi.
Postur kerja yang buruk, beban kerja berlebihan, dan penggunaan alat kerja yang tidak sesuai dapat menimbulkan gangguan pada otot, saraf, pembuluh darah, dan struktur tubuh lainnya. Dampaknya berupa nyeri, kelelahan, kesemutan, hingga cedera serius yang dapat mengganggu produktivitas dan kualitas hidup.
Pencegahan bahaya ergonomi meliputi penilaian risiko di tempat kerja, desain stasiun kerja yang ergonomis, pelatihan postur kerja yang benar, dan penyediaan peralatan pendukung seperti kursi ergonomis dan alat bantu pengangkat beban. Dengan menerapkan prinsip-prinsip ergonomi, perusahaan dan pekerja dapat meminimalkan risiko bahaya ergonomi dan menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan produktif.
bahaya ergonomi
Bahaya ergonomi adalah risiko kesehatan yang timbul akibat pekerjaan yang tidak sesuai dengan prinsip ergonomi.
- Postur salah
- Beban kerja berlebihan
- Alat kerja tidak sesuai
- Gerakan berulang
- Lingkungan kerja tidak nyaman
Bahaya ergonomi dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, seperti nyeri otot, kelelahan, kesemutan, hingga cedera serius seperti carpal tunnel syndrome dan low back pain. Risiko ini dapat meningkat pada pekerjaan yang membutuhkan gerakan berulang, postur statis, atau penggunaan alat kerja yang tidak sesuai.
Postur Salah
Postur salah adalah salah satu bahaya ergonomi yang paling umum. Postur yang salah dapat memberikan tekanan pada otot, saraf, dan pembuluh darah, sehingga menyebabkan rasa sakit, kelelahan, dan kesemutan.
-
Duduk dalam posisi bungkuk
Duduk dalam posisi bungkuk dapat memberikan tekanan pada tulang belakang dan leher, menyebabkan nyeri punggung dan leher.
-
Berdiri dalam posisi bungkuk
Berdiri dalam posisi bungkuk dapat memberikan tekanan pada kaki dan punggung bagian bawah, menyebabkan nyeri kaki dan punggung bagian bawah.
-
Menggunakan komputer dengan posisi yang salah
Menggunakan komputer dengan posisi yang salah dapat memberikan tekanan pada mata, leher, dan bahu, menyebabkan sakit kepala, sakit leher, dan nyeri bahu.
-
Mengangkat beban dengan cara yang salah
Mengangkat beban dengan cara yang salah dapat memberikan tekanan pada punggung dan kaki, menyebabkan nyeri punggung dan kaki.
Postur yang salah dapat dicegah dengan mengikuti beberapa tips sederhana, seperti: duduk tegak dengan bahu rileks, berdiri tegak dengan bahu ke belakang, menggunakan komputer dengan posisi yang benar, dan mengangkat beban dengan cara yang benar.
Beban Kerja Berlebihan
Beban kerja berlebihan merupakan salah satu faktor utama penyebab bahaya ergonomi. Beban kerja yang berlebihan dapat memaksa pekerja untuk mempertahankan postur yang salah, melakukan gerakan berulang, dan menggunakan alat kerja yang tidak sesuai, sehingga meningkatkan risiko gangguan muskuloskeletal.
Pekerja yang melakukan tugas yang sama berulang-ulang dalam waktu yang lama, seperti mengetik atau merakit, berisiko tinggi mengalami gangguan muskuloskeletal akibat beban kerja berlebihan. Contohnya, pekerja pabrik yang bekerja di jalur perakitan mungkin harus melakukan gerakan yang sama berulang-ulang selama berjam-jam, yang dapat menyebabkan nyeri otot, kelelahan, dan cedera.
Beban kerja berlebihan juga dapat disebabkan oleh faktor organisasi, seperti tenggat waktu yang ketat, tekanan untuk memenuhi target produksi, atau kurangnya staf. Hal ini dapat memaksa pekerja untuk bekerja lebih cepat dan mengabaikan prinsip-prinsip ergonomi, sehingga meningkatkan risiko bahaya ergonomi.
Untuk mencegah bahaya ergonomi akibat beban kerja berlebihan, penting untuk menerapkan prinsip-prinsip ergonomi di tempat kerja, seperti merancang stasiun kerja yang sesuai, menyediakan pelatihan ergonomi untuk pekerja, dan memberikan istirahat yang cukup. Selain itu, perlu dilakukan evaluasi beban kerja untuk memastikan bahwa pekerja tidak kelebihan beban dan memiliki waktu yang cukup untuk menyelesaikan tugas mereka tanpa terburu-buru.
Alat kerja tidak sesuai
Alat kerja yang tidak sesuai merupakan salah satu faktor risiko utama bahaya ergonomi. Alat kerja yang tidak sesuai dapat memaksa pekerja untuk mempertahankan postur yang salah, melakukan gerakan berulang, dan menggunakan tenaga berlebihan, sehingga meningkatkan risiko gangguan muskuloskeletal.
Contoh alat kerja yang tidak sesuai antara lain:
- Kursi yang tidak memberikan dukungan lumbar yang cukup
- Meja yang terlalu tinggi atau terlalu rendah
- Monitor komputer yang tidak berada pada ketinggian mata
- Peralatan yang berat atau sulit digunakan
Penggunaan alat kerja yang tidak sesuai dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, seperti nyeri otot, kelelahan, kesemutan, dan cedera serius. Misalnya, pekerja yang menggunakan kursi yang tidak nyaman dalam waktu yang lama dapat mengalami nyeri punggung dan leher. Pekerja yang menggunakan peralatan yang berat atau sulit digunakan dapat mengalami cedera pada otot, tendon, atau ligamen.
Untuk mencegah bahaya ergonomi akibat alat kerja yang tidak sesuai, penting untuk menyediakan alat kerja yang sesuai dengan kebutuhan pekerja. Alat kerja harus dirancang secara ergonomis dan disesuaikan dengan ukuran dan postur pekerja. Pekerja juga harus dilatih untuk menggunakan alat kerja dengan benar dan menghindari postur yang salah.
Gerakan Berulang
Gerakan berulang merupakan salah satu faktor risiko utama bahaya ergonomi. Gerakan berulang melibatkan melakukan gerakan yang sama berulang kali dalam jangka waktu yang lama, yang dapat memberikan tekanan pada otot, tendon, dan saraf, sehingga meningkatkan risiko cedera.
-
Kelelahan Otot
Gerakan berulang dapat menyebabkan kelelahan otot, yang dapat menyebabkan nyeri, ketidaknyamanan, dan penurunan produktivitas.
-
Cedera Akumulatif
Gerakan berulang yang terus-menerus dapat menyebabkan cedera akumulatif, seperti tendinitis, carpal tunnel syndrome, dan low back pain.
-
Gangguan Saraf
Gerakan berulang dapat memberikan tekanan pada saraf, yang dapat menyebabkan kesemutan, mati rasa, dan nyeri.
-
Faktor Risiko Lain
Gerakan berulang sering dikombinasikan dengan faktor risiko lain, seperti postur yang salah dan penggunaan alat kerja yang tidak sesuai, yang dapat memperburuk risiko bahaya ergonomi.
Untuk mencegah bahaya ergonomi akibat gerakan berulang, penting untuk mengidentifikasi tugas-tugas yang melibatkan gerakan berulang dan mengambil langkah-langkah untuk mengurangi risikonya. Langkah-langkah ini dapat mencakup merancang ulang proses kerja, menyediakan istirahat yang cukup, dan melatih pekerja tentang teknik kerja yang benar.
Lingkungan Kerja Tidak Nyaman
Lingkungan kerja yang tidak nyaman dapat menjadi faktor risiko yang signifikan untuk bahaya ergonomi. Lingkungan kerja yang tidak nyaman dapat menyebabkan postur yang salah, gerakan berulang, dan penggunaan alat kerja yang tidak sesuai, yang semuanya dapat berkontribusi pada perkembangan gangguan muskuloskeletal.
Contoh lingkungan kerja yang tidak nyaman antara lain:
- Temperatur yang terlalu panas atau terlalu dingin
- Pencahayaan yang tidak memadai atau menyilaukan
- Kebisingan yang berlebihan
- Ventilasi yang buruk
- Ruang kerja yang sempit atau berantakan
Lingkungan kerja yang tidak nyaman dapat berdampak negatif pada kesehatan dan keselamatan pekerja. Misalnya, pekerja yang bekerja di lingkungan yang terlalu panas atau terlalu dingin mungkin mengalami kelelahan, sakit kepala, dan penurunan konsentrasi. Pekerja yang bekerja di lingkungan yang bising mungkin mengalami gangguan pendengaran dan kesulitan berkonsentrasi. Pekerja yang bekerja di lingkungan yang memiliki pencahayaan yang tidak memadai mungkin mengalami ketegangan mata dan sakit kepala.
Untuk mencegah bahaya ergonomi akibat lingkungan kerja yang tidak nyaman, penting untuk menciptakan lingkungan kerja yang nyaman dan mendukung. Hal ini dapat dilakukan dengan memastikan bahwa lingkungan kerja memiliki suhu yang nyaman, pencahayaan yang memadai, tingkat kebisingan yang rendah, ventilasi yang baik, dan ruang kerja yang luas dan teratur.
Penyebab Bahaya Ergonomi
Bahaya ergonomi timbul akibat berbagai faktor yang saling terkait, antara lain:
Kondisi Kerja yang Tidak Ergonomis
Stasiun kerja yang tidak dirancang sesuai dengan prinsip ergonomi, seperti kursi dan meja yang tidak sesuai ukuran tubuh, dapat menyebabkan postur tubuh yang salah dan meningkatkan risiko gangguan muskuloskeletal.
Gerakan Berulang
Melakukan gerakan yang sama berulang kali dalam waktu lama, seperti mengetik atau merakit, dapat membebani otot dan tendon tertentu, sehingga meningkatkan risiko cedera.
Beban Kerja Berlebihan
Bekerja dalam waktu yang lama tanpa istirahat yang cukup dapat menyebabkan kelelahan dan meningkatkan risiko cedera, terutama jika pekerjaan tersebut melibatkan tugas-tugas yang berat atau berulang.
Lingkungan Kerja yang Tidak Nyaman
Lingkungan kerja yang tidak nyaman, seperti suhu yang ekstrem, pencahayaan yang buruk, atau kebisingan yang berlebihan, dapat menyebabkan stres dan kelelahan, sehingga meningkatkan risiko gangguan muskuloskeletal.
Faktor Individu
Faktor individu, seperti kondisi kesehatan, usia, dan kebugaran fisik, dapat mempengaruhi risiko bahaya ergonomi. Individu dengan kondisi kesehatan tertentu mungkin lebih rentan terhadap cedera akibat faktor ergonomi.
Pencegahan dan Mitigasi Bahaya Ergonomi
Pencegahan dan mitigasi bahaya ergonomi sangat penting untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman dan sehat. Berikut ini beberapa metode pencegahan dan mitigasi yang dapat diterapkan:
Perancangan Stasiun Kerja Ergonomis
Merancang stasiun kerja sesuai dengan prinsip ergonomi dapat membantu mencegah postur tubuh yang salah dan mengurangi risiko gangguan muskuloskeletal. Stasiun kerja harus disesuaikan dengan ukuran tubuh pekerja dan menyediakan dukungan yang cukup untuk punggung, leher, dan lengan.
Pengurangan Gerakan Berulang
Mengurangi gerakan berulang dapat membantu mengurangi beban pada otot dan tendon tertentu. Hal ini dapat dilakukan dengan mengotomatiskan tugas-tugas yang berulang, merotasi tugas pekerja, atau menyediakan istirahat yang cukup.
Pengelolaan Beban Kerja
Mengelola beban kerja dengan baik dapat membantu mencegah kelelahan dan mengurangi risiko cedera. Hal ini mencakup menetapkan target kerja yang realistis, menyediakan waktu istirahat yang cukup, dan memastikan bahwa pekerja memiliki sumber daya yang memadai untuk menyelesaikan tugas mereka.
Penciptaan Lingkungan Kerja yang Nyaman
Menciptakan lingkungan kerja yang nyaman dapat membantu mengurangi stres dan kelelahan, sehingga menurunkan risiko gangguan muskuloskeletal. Hal ini mencakup memastikan bahwa lingkungan kerja memiliki suhu yang nyaman, pencahayaan yang memadai, tingkat kebisingan yang rendah, dan ventilasi yang baik.
Promosi Kesehatan dan Kebugaran Fisik
Mempromosikan kesehatan dan kebugaran fisik dapat membantu pekerja menjaga kesehatan otot dan persendian mereka, sehingga mengurangi risiko cedera akibat faktor ergonomi. Hal ini dapat dilakukan dengan menyediakan program kebugaran di tempat kerja, mendorong pekerja untuk melakukan peregangan dan olahraga secara teratur, dan memberikan informasi tentang nutrisi dan gaya hidup sehat.
Data dan Statistik tentang Bahaya Ergonomi
Bahaya ergonomi merupakan salah satu masalah kesehatan dan keselamatan kerja yang penting. Berdasarkan data dari Badan Kesehatan Dunia (WHO), gangguan muskuloskeletal terkait pekerjaan, yang sebagian besar disebabkan oleh bahaya ergonomi, mempengaruhi sekitar 2 miliar pekerja di seluruh dunia.
Di Indonesia, data dari BPJS Ketenagakerjaan menunjukkan bahwa pada tahun 2021, terdapat lebih dari 100.000 kasus kecelakaan kerja yang terkait dengan bahaya ergonomi. Angka ini menunjukkan bahwa bahaya ergonomi merupakan masalah yang serius dan perlu mendapat perhatian khusus.
Dampak bahaya ergonomi tidak hanya pada kesehatan dan keselamatan pekerja, tetapi juga pada produktivitas dan kinerja perusahaan. Sebuah studi yang dilakukan oleh International Labour Organization (ILO) menemukan bahwa gangguan muskuloskeletal terkait pekerjaan dapat menyebabkan kerugian ekonomi hingga 2% dari PDB global.
Studi Kasus
Sebuah pabrik mengalami peningkatan kasus gangguan muskuloskeletal pada pekerja lini produksinya. Setelah dilakukan investigasi, ditemukan bahwa sebagian besar pekerja mengalami nyeri pada punggung, leher, dan bahu.
Hasil analisis ergonomi menunjukkan bahwa stasiun kerja yang digunakan oleh pekerja tidak sesuai dengan prinsip ergonomi. Kursi dan meja terlalu tinggi, sehingga pekerja harus membungkuk saat bekerja. Jarak monitor komputer terlalu jauh, sehingga pekerja harus memutar leher untuk melihat layar. Beban kerja juga berlebihan, dengan target produksi yang tinggi dan waktu istirahat yang terbatas.
Setelah dilakukan perbaikan pada stasiun kerja dan pengelolaan beban kerja, jumlah kasus gangguan muskuloskeletal pada pekerja menurun secara signifikan. Studi kasus ini menunjukkan bahwa bahaya ergonomi dapat berdampak serius pada kesehatan pekerja dan produktivitas perusahaan. Penting untuk menerapkan prinsip ergonomi di tempat kerja untuk mencegah gangguan muskuloskeletal dan menciptakan lingkungan kerja yang aman dan sehat.