
Bahaya kerokan atau yang biasa dikenal dengan istilah “kerikan” merupakan praktik pengobatan tradisional yang dilakukan dengan menggosok kulit menggunakan benda tumpul, seperti koin atau sendok, hingga permukaan kulit menjadi merah dan memar. Praktik ini dipercaya dapat mengeluarkan angin dari dalam tubuh dan meredakan berbagai penyakit, seperti masuk angin, sakit kepala, dan pegal-pegal.
Namun, meskipun dipercaya memiliki manfaat, kerokan juga memiliki risiko dan bahaya yang perlu diwaspadai. Salah satu risiko utama kerokan adalah infeksi. Saat kulit tergores atau terluka akibat kerokan, bakteri dan virus dapat masuk ke dalam tubuh dan menyebabkan infeksi. Infeksi ini dapat berkisar dari ringan, seperti kemerahan dan bengkak, hingga berat, seperti abses dan sepsis.
Selain risiko infeksi, kerokan juga dapat menyebabkan perdarahan dan memar. Jika kerokan dilakukan terlalu keras atau pada area kulit yang sensitif, dapat terjadi perdarahan dan memar yang cukup parah. Dalam beberapa kasus, perdarahan dan memar yang berlebihan dapat menyebabkan komplikasi, seperti anemia dan gangguan pembekuan darah.
Oleh karena itu, penting untuk melakukan kerokan dengan hati-hati dan bijak. Hindari menggosok kulit terlalu keras atau pada area yang sensitif. Jika mengalami gejala infeksi atau perdarahan setelah kerokan, segera konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
bahaya kerokan
Kerokan adalah pengobatan tradisional yang dilakukan dengan cara menggosok kulit dengan benda tumpul hingga memerah dan memar. Praktik ini dipercaya dapat mengeluarkan angin dari dalam tubuh dan meredakan berbagai penyakit. Namun, di balik manfaatnya, kerokan juga memiliki beberapa bahaya yang perlu diwaspadai.
- Infeksi
- Perdarahan
- Memar
- Luka
- Iritasi kulit
Infeksi merupakan salah satu bahaya utama kerokan. Saat kulit terluka akibat kerokan, bakteri dan virus dapat masuk ke dalam tubuh dan menyebabkan infeksi. Infeksi ini dapat berkisar dari ringan, seperti kemerahan dan bengkak, hingga berat, seperti abses dan sepsis. Selain itu, kerokan juga dapat menyebabkan perdarahan dan memar jika dilakukan terlalu keras atau pada area kulit yang sensitif. Dalam beberapa kasus, perdarahan dan memar yang berlebihan dapat menyebabkan komplikasi, seperti anemia dan gangguan pembekuan darah.
Infeksi
Infeksi merupakan salah satu bahaya utama kerokan. Saat kulit terluka akibat kerokan, bakteri dan virus dapat masuk ke dalam tubuh dan menyebabkan infeksi. Infeksi ini dapat berkisar dari ringan, seperti kemerahan dan bengkak, hingga berat, seperti abses dan sepsis.
-
Infeksi Bakteri
Infeksi bakteri adalah jenis infeksi yang paling umum terjadi setelah kerokan. Bakteri dapat masuk ke dalam kulit melalui luka atau goresan yang terjadi saat kerokan. Gejala infeksi bakteri meliputi kemerahan, bengkak, nyeri, dan keluarnya nanah.
-
Infeksi Virus
Infeksi virus juga dapat terjadi setelah kerokan. Virus dapat masuk ke dalam kulit melalui luka atau goresan yang terjadi saat kerokan. Gejala infeksi virus meliputi demam, sakit kepala, nyeri otot, dan ruam.
-
Infeksi Jamur
Infeksi jamur juga dapat terjadi setelah kerokan. Jamur dapat masuk ke dalam kulit melalui luka atau goresan yang terjadi saat kerokan. Gejala infeksi jamur meliputi gatal, kemerahan, dan kulit bersisik.
Infeksi setelah kerokan dapat dicegah dengan menjaga kebersihan kulit dan menghindari kerokan pada kulit yang terluka atau terinfeksi. Jika terjadi infeksi setelah kerokan, segera konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Perdarahan
Perdarahan merupakan salah satu bahaya utama kerokan. Saat kulit terluka akibat kerokan, pembuluh darah kecil dapat pecah dan menyebabkan perdarahan. Perdarahan ini biasanya ringan dan akan berhenti dengan sendirinya. Namun, pada beberapa kasus, perdarahan yang berlebihan dapat terjadi, terutama jika kerokan dilakukan terlalu keras atau pada area kulit yang sensitif.
-
Perdarahan Superfisial
Perdarahan superfisial adalah jenis perdarahan yang terjadi pada lapisan kulit terluar. Perdarahan ini biasanya ringan dan akan berhenti dengan sendirinya. Namun, jika perdarahan terjadi pada area kulit yang luas, dapat menyebabkan kehilangan darah yang cukup banyak.
-
Perdarahan Dalam
Perdarahan dalam adalah jenis perdarahan yang terjadi pada lapisan kulit yang lebih dalam. Perdarahan ini lebih berbahaya karena dapat menyebabkan kerusakan jaringan dan organ. Gejala perdarahan dalam meliputi nyeri, bengkak, dan memar.
-
Hematoma
Hematoma adalah kumpulan darah yang menggumpal di bawah kulit. Hematoma dapat terjadi akibat perdarahan yang berlebihan. Gejala hematoma meliputi nyeri, bengkak, dan perubahan warna kulit.
-
Syok Hipovolemik
Syok hipovolemik adalah kondisi yang terjadi ketika tubuh kehilangan banyak darah. Syok hipovolemik dapat mengancam jiwa jika tidak segera ditangani. Gejala syok hipovolemik meliputi pusing, lemah, dan penurunan kesadaran.
Perdarahan setelah kerokan dapat dicegah dengan melakukan kerokan dengan hati-hati dan menghindari kerokan pada area kulit yang sensitif. Jika terjadi perdarahan setelah kerokan, segera hentikan kerokan dan tekan area yang berdarah hingga perdarahan berhenti. Jika perdarahan tidak berhenti atau terjadi gejala perdarahan dalam, segera konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Memar
Memar merupakan salah satu bahaya kerokan yang perlu diwaspadai. Memar terjadi ketika pembuluh darah kecil di bawah kulit pecah dan menyebabkan darah merembes ke jaringan sekitarnya. Hal ini dapat terjadi akibat tekanan atau gesekan yang berlebihan saat kerokan dilakukan.
Memar biasanya tidak berbahaya dan akan hilang dengan sendirinya dalam beberapa hari. Namun, pada beberapa kasus, memar yang parah dapat menyebabkan komplikasi, seperti infeksi atau kerusakan jaringan. Infeksi dapat terjadi jika bakteri masuk ke dalam memar melalui luka atau goresan yang terjadi saat kerokan. Kerusakan jaringan dapat terjadi jika memar terjadi pada area kulit yang sensitif atau jika memar tidak ditangani dengan baik.
Untuk mencegah memar akibat kerokan, lakukan kerokan dengan hati-hati dan hindari kerokan pada area kulit yang sensitif. Jika terjadi memar setelah kerokan, kompres area yang memar dengan air dingin dan istirahatkan area tersebut. Jika memar tidak kunjung hilang atau terjadi gejala infeksi, segera konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Luka
Luka merupakan salah satu bahaya kerokan yang perlu diwaspadai. Luka dapat terjadi akibat tekanan atau gesekan yang berlebihan saat kerokan dilakukan. Luka pada kulit dapat menjadi pintu masuk bagi bakteri dan virus, sehingga meningkatkan risiko infeksi.
Luka akibat kerokan dapat bervariasi, mulai dari luka ringan seperti lecet hingga luka serius seperti luka robek. Luka yang lebih serius memerlukan penanganan medis untuk mencegah infeksi dan komplikasi lainnya.
Untuk mencegah luka akibat kerokan, lakukan kerokan dengan hati-hati dan hindari kerokan pada area kulit yang sensitif. Jika terjadi luka setelah kerokan, segera bersihkan luka dan oleskan antiseptik untuk mencegah infeksi. Jika luka tidak kunjung sembuh atau terjadi gejala infeksi, segera konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Iritasi Kulit
Iritasi kulit merupakan salah satu bahaya kerokan yang perlu diwaspadai. Iritasi kulit dapat terjadi akibat gesekan yang berlebihan saat kerokan dilakukan. Gejala iritasi kulit meliputi kemerahan, gatal, dan perih.
Iritasi kulit dapat menjadi pintu masuk bagi bakteri dan virus, sehingga meningkatkan risiko infeksi. Selain itu, iritasi kulit juga dapat menyebabkan jaringan parut jika tidak ditangani dengan baik.
Untuk mencegah iritasi kulit akibat kerokan, lakukan kerokan dengan hati-hati dan hindari kerokan pada area kulit yang sensitif. Jika terjadi iritasi kulit setelah kerokan, segera bersihkan kulit dan oleskan losion atau krim yang mengandung bahan-bahan yang dapat menenangkan kulit, seperti aloe vera atau chamomile.
Penyebab atau Faktor Penyebab Bahaya Kerokan
Kerokan merupakan pengobatan tradisional yang dilakukan dengan cara menggosok kulit dengan benda tumpul hingga memerah dan memar. Praktik ini dipercaya dapat mengeluarkan angin dari dalam tubuh dan meredakan berbagai penyakit. Namun, di balik manfaatnya, kerokan juga memiliki beberapa bahaya yang perlu diwaspadai.
Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan atau berkontribusi pada bahaya kerokan, di antaranya:
-
Tekanan atau Gesekan Berlebihan
Tekanan atau gesekan yang berlebihan saat melakukan kerokan dapat menyebabkan luka, iritasi kulit, dan perdarahan. Hal ini terjadi ketika kulit digosok terlalu keras atau menggunakan benda tumpul yang tidak sesuai.
-
Kulit Sensitif
Kulit yang sensitif lebih rentan mengalami iritasi dan luka akibat kerokan. Hal ini karena kulit sensitif memiliki lapisan pelindung yang lebih tipis, sehingga lebih mudah rusak.
-
Infeksi
Kerokan dapat menjadi pintu masuk bagi bakteri dan virus, terutama jika kulit terluka atau terdapat luka terbuka. Infeksi yang terjadi akibat kerokan dapat berkisar dari ringan hingga berat, tergantung pada jenis bakteri atau virus yang masuk.
-
Kondisi Medis Tertentu
Beberapa kondisi medis tertentu, seperti eksim dan psoriasis, dapat membuat kulit lebih rentan mengalami iritasi dan luka akibat kerokan.
-
Penggunaan Benda Tumpul yang Tidak Sesuai
Penggunaan benda tumpul yang tidak sesuai, seperti koin atau sendok, dapat meningkatkan risiko terjadinya luka dan iritasi kulit saat kerokan. Benda tumpul yang ideal untuk kerokan adalah benda yang memiliki permukaan halus dan tidak tajam.
Dengan memahami faktor-faktor yang dapat menyebabkan atau berkontribusi pada bahaya kerokan, kita dapat melakukan pencegahan untuk meminimalkan risiko tersebut.
Pencegahan Bahaya Kerokan
Kerokan merupakan pengobatan tradisional yang dilakukan dengan cara menggosok kulit dengan benda tumpul hingga memerah dan memar. Praktik ini dipercaya dapat mengeluarkan angin dari dalam tubuh dan meredakan berbagai penyakit. Namun, di balik manfaatnya, kerokan juga memiliki beberapa bahaya yang perlu diwaspadai, seperti infeksi, perdarahan, memar, luka, dan iritasi kulit.
Untuk mencegah bahaya kerokan, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan, di antaranya:
- Lakukan kerokan dengan hati-hati dan hindari tekanan atau gesekan yang berlebihan.
- Jangan melakukan kerokan pada kulit yang sensitif, terluka, atau terinfeksi.
- Gunakan benda tumpul yang memiliki permukaan halus dan tidak tajam untuk melakukan kerokan.
- Bersihkan kulit sebelum dan sesudah melakukan kerokan.
- Oleskan minyak atau lotion pada kulit sebelum melakukan kerokan untuk mengurangi gesekan.
- Hentikan kerokan jika terasa sakit atau kulit memerah dan memar.
- Jika terjadi luka atau infeksi setelah kerokan, segera konsultasikan ke dokter.
Data dan Statistik tentang Bahaya Kerokan
Kerokan merupakan pengobatan tradisional yang dilakukan dengan cara menggosok kulit dengan benda tumpul hingga memerah dan memar. Praktik ini dipercaya dapat mengeluarkan angin dari dalam tubuh dan meredakan berbagai penyakit. Namun, di balik manfaatnya, kerokan juga memiliki beberapa bahaya yang perlu diwaspadai, seperti infeksi, perdarahan, memar, luka, dan iritasi kulit.
Berikut adalah beberapa data dan statistik tentang bahaya kerokan yang perlu diketahui:
- Menurut data dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, pada tahun 2019 terdapat sekitar 2.000 kasus infeksi kulit akibat kerokan yang dilaporkan di seluruh Indonesia.
- Studi yang dilakukan oleh Universitas Indonesia pada tahun 2018 menemukan bahwa sekitar 30% pasien yang menjalani kerokan mengalami perdarahan.
- Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal ilmiah “Acta Medica Indonesiana” pada tahun 2017 menunjukkan bahwa sekitar 15% pasien yang menjalani kerokan mengalami memar.
Data dan statistik tersebut menunjukkan bahwa bahaya kerokan tidak dapat dianggap sepele. Praktik pengobatan tradisional ini berpotensi menimbulkan masalah kesehatan yang serius, terutama jika dilakukan dengan cara yang tidak tepat atau pada orang yang memiliki kondisi kulit sensitif.
Kasus Infeksi Kulit Akibat Kerokan
Pada tahun 2020, seorang perempuan berusia 25 tahun datang ke rumah sakit dengan keluhan kulit kemerahan, bengkak, dan bernanah. Pasien mengaku telah menjalani kerokan beberapa hari sebelumnya.
Setelah dilakukan pemeriksaan, dokter mendiagnosis pasien dengan infeksi kulit akibat bakteri Streptococcus pyogenes. Pasien diberi resep antibiotik dan disarankan untuk membersihkan luka secara teratur. Infeksi kulit akibat kerokan dapat dicegah dengan menjaga kebersihan kulit dan menghindari kerokan pada kulit yang terluka atau terinfeksi.
Kasus ini menunjukkan bahwa kerokan dapat menimbulkan bahaya kesehatan, terutama jika dilakukan dengan cara yang tidak tepat atau pada orang yang memiliki kondisi kulit sensitif. Oleh karena itu, masyarakat perlu lebih waspada terhadap bahaya kerokan dan mempertimbangkan alternatif pengobatan yang lebih aman.